Jati diri Penggerak Wawasan

Jati diri bangsa yang di dalamnya terdapat nilai-nilai dasar berupa adat istiadat dan nilai –nilai kerarifan local sehingga di jadikan sebagai dasar dan sebagai acuan bangsa Indonesia di dalam mengembangkan sains dan teknologi Merdeka! merdeka! masih teringat merdu di telinga,
bagaimana pekik sorak dan sorai kegembiraan rakyat Indonesia menyambut hari kemerdekaan Indonesia yang ke-68 ini.
Bagi generasi yang lahir sebelum tahun 1945, sudah tentu kalimat berharga itu merupakan hari dan detik-detik yang cukup bermakna yang tidak dapat dilupakan. Indonesiaa telah bebas daripada kekuasaan penjajah yang sekian lama menjajah Tanah terkarya ini. Indonesia mulai memadu langkah ke arah pemerintahan sendiri.Indonesia menuju era baru, era pembangunan dan kesejahteraan NKRI. Kini, sudah 68 tahun kita merdeka, perubahan demi perubahan telah terjadi. Pembangunan terus diusahakan, persatuan rakyat semakin dipersatukan. Segala yang kita rasakan hari ini adalah hasil dari jerih perih pejuang-pejuang dan pemimpin-pemimpin masa lampau yang mempunyai semangat jati diri yang mantap dan terkonsep. Namun justeru itulah yang harus menjadi contoh dan semangat kita untuk meningkatkan jati diri sebagai bangsa Indonesia, karna jati diri bangsa kita sendirilah yang menjadikan kita bisa menjadi bangsa yagn disegani. Oleh karena itu kita harus bisa mengingat kembali pengorbanan pejuang-pejuang tanah air yang mempunyai jatidiri memperjuangkan kemerdekaan tanah air. Namun sekarang di abad yang ke-21 ini, perang dunia yang tidak lagi angkat senjata untuk menjajah suatu negeri atas negeri lain. Melain perang idiologi, budaya dan ekonomi. Secara tidak sadar, bangsa Indonesia kian hari kian lupa akan jati diri bangsanya sendiri yang sangat jauh berbeda dengan pendahlu bangsa Indonesia yang sangat bangga akan Indonesia. Saya sebagai orang Minang, melihat banyak orang Minang yang kian hari kian kehilangan ke-Minang-annya. Berdialog sehari-hari menggunakan bahasa Minang dianggap kampungan, memakai pakaian khas Minang dianggap kuno.Secara perlahan tapi pasti budaya Indonesia kian tergerus oleh arus budaya barat, timur tengah dan negeri-negeri seberang lainnya. Yang mengaku dirinya modern, cenderung hidup kebarat-baratan dengan mengagungkan segala attribut kebaratannya dari cara berpakaian, berperilaku, bertutur kata dan lain sebagainya. Yang mengaku modern, dengan banga berbicara Bahasa Indonesia yang dicampur-campur dengan Bahasa Inggris meskipun terkadang terdengar lucu. Kata Anda di ganti yu dan apa jadi what, kalau didengar secara jeli kok merasa aneh sendiri Apa sih hebatnya budaya barat di banding budaya bangsa sendiri? bangsa Indonesia juga memiliki budaya yang memiliki nilai luhur.Semua budaya yang ada di Indonesia memiliki nilai-nilai yang sangat tinggi dan patut bahkan wajib dipertahankan, bahkan kalau bisa kabarkan pada dunia, bahwa Bangsa Indonesia memiliki budaya yang sangat Indah dan memiliki estetika yang tinggi. Namun Sebenarnya hal apakah yang menyebabkan bangsa Indonesia kehilangan jati dirinya sebagai bangsa Indonesia itu sendiri?? Jawabannya ialah kecintaan terhadap budaya sendiri yang kian hari-kian melemah bahkan hilang inilah yang menyebabkan Bangsa Indonesia kehilangan jati diri. Tentunya hal tersebut sangat berkaitan erat dengan globalisasi. Membicarakan globalisasi tentunya sangat erat kaitannya dengan perkembangan sains dan teknologi, karena sains dan teknologi itulah yang menyebabkan globalisasi berkembang pesat, tanpa adanya sains dan teknologi tentunya globalisai tidak akan bisa berkembang melampaui batas seperti yang kita rasakan sekarang ini. Dengan kata lain siapa yang bisa menguasai globalisa dan ilmu pengetahuanlah yang akan mampu menguasai dunia, karena dengan mampu mengendalikan jalannya globalisasi berarti suatu negara akan mampu mempengaruhi negara lain dengan kebudayaannya. Sehingga kita sebagai negara yang terkena dampak globalisasilah yang akan mendapatkan dampak negatif yang banyak, karena kita akan sangat mudah terpengaruh kebudayaan negara lain yang belum tentu cocok dengan kebudayaan negara kita, bahkan kebudayaan luar yang masuk tersebut bisa merusak keluhuran budaya kita sendiri. Jadi, bagaimanakah cara mengatasi masalah tersebut ? jawabannya hanya 2, yaitu kita yang harus mampu mencintai keluhuran dan kearifan lokal budaya negara kita sendiri, atau kita mampu menciptakan dan menguasai ilmu pengetahuan dan sains dengan kearifan lokal dengan kata lain menguasai globalisasi dan mempengaruhi negara lain.