Kiamat menurut Islam dan Sains Modren





Kiamat menurut Islam dan Sains Modren




Dengan kemajuan ilmu dan teknologi abad ke-21, membuat para ilmuan berlomba-lomba untuk menguak seluruh fenomena yang terjadi di alam semesta ini melalui berbagai eksperimen maupun observasi. Para fisikawan semula disibukkan dengan awal mula kejadian alam. Banyak teori yang muncul dari semua penelitian. Teori Kondensasi, Teori Steady-State, hingga Teori Dentuman Besar yang lebih dikenal dengan Teori Big Bang. Tidak ada yang bisa mengetahui kebenaran secara mutlak dari teori-teori tersebut. Akan tetapi banyak ilmuan yang mempercayai, Teori Big Bang-lah yang mendekati kebenaran ilmiah. Selanjutnya, teori mengenai berakhirnya alam ini pun juga menyedot perhatian para ilmuan. Terlebih dunia juga sempat dikejutkan dengan salah satu film yang menceritakan tentang hari berakhirnya alam ini, Hari Kiamat.
Kehancuran alam semesta merupakan peristiwa yang paling besar dari serangkaian fenomena alam yang pasti akan terjadi dalam sejarah kehidupan manusia dan seluruh makhluk hidup yang ada di bumi ini. Ketika fenomena alam terbesar ini terjadi, alam semesta akan kembail menyusut dan mengecil, sehingga benda-benda langit saling bertumbukan diremas oleh gaya gravitasi yang maha kuat dan akhirnya masuk kembali dalam singularitas menuju ketiadaan; Kiamat Universal.
Sains tidak dapat dikatakan netral, melainkan mengandung nilai-nilai yang menyusup melaui konsensus para ilmuan yang membenarkannya. Sains telah berkembang selama empat abad dalam lingkungan bangsa Eropa yang tak Islam dan selama itu pula telah mewarisi nilai-nilai tak Islami. Dasar pemikiran sains yang mereka susun membatasi sains itu sendiri sedemikian rupa sehingga ia tak dapat menerima masukan dari agama, sehingga agama dimasukkan dalam kelompok ilmu lain yaitu ilmu metafisika.
Tema kehancuran alam semesta perlu ditinjau dari perspektif Islam dan Sains Modern. Hal tersebut karena sains dikembangkan untuk mencari kebenaran, maka pada akhirnya ia akan bersesuaian juga dengan Al-Qur’an. Sebab ayatullah dalam jagad raya atau Al-Kaun yang diteliti oleh para saintis tidak mungkin bertentangan dengan ayatullah di dalam Al-Qur’an. Kebenaran tentang kehancuran alam semesta yang terdapat dalam berbagai ayat-ayat Al-
Qur’an adalah absolut. Sains berusaha menjelaskan secara ilmiah dari fenomena kiamat tersebut, dan untuk menguatkan informasi yang telah ada dalam Al-Qur’an.
a. Hari Kiamat dalam Al-Quran dan Hadis
Hari kiamat adalah waktu berakhirnya seluruh kegiatan di dunia dan berakhirnya alam dunia. Iman kepada hari kiamat adalah mempercayai bahwa seluruh alam semesta ini dan segala isinya pada suatu saat nanti akan mengalami kehancuran dan mengakui bahwa setelah kehidupan di dunia ini ada kehidupan yang kekal abadi. Tidak bisa dipungkiri, rahasia Hari Kiamat hanya Allah SWT yang tahu, Dialah yang mengetahui segala sesuatu. Ketika Komet Levi-Schumacher masuk ke dalam daerah Tata Surya dan tertangkap oleh Yupiter, banyak komentar yang diberikan oleh para astronom. Mereka mengatakan, apabila komet itu lolos, maka akan menghantam Bumi dan kehidupan di Bumi akan lenyap.
Di dalam Al-Quran sendiri, terdapat beberapa tanda-tanda Hari Kehancuran salah satunya seperti dalam surat Al-Anbiyaa’ ayat 104 :
(yaitu) pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung lembaran - lembaran kertas. sebagaimana Kami telah memulai panciptaan pertama Begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; Sesungguhnya kamilah yang akan melaksanakannya. (Q.S. Al-Anbiya [21] : 104).
Dalam hadis, dijelaskan beberapa tanda-tanda yang menerangkan hari kiamat. Hadis ini dilansir oleh Ibn Majah dalam Sunannya.
“Termasuk tanda-tanda hari kiamat adalah ketika seorang budak perempuan melahirkan anak tuannya, dan kamu lihat orang-orang yang tak beralas kaki, telanjang, kenak-kanakan, sekaligus penggembala kambing saling berlomba meninggikan bangunan.
Dalam hadis yang lain disebutkan bahwa
“tidak akan terjadi kiamat sampai matahari terbit dari sebelah barat”
Pengetahuan tentang hari kehancuran, hanya Allah yang mengetahuinya. Manusia hanya diberi ilmu sedikit. Al-Qur’an hanya memberikan beberapa isyarat tentang hari kehancuran alam semesta ini. Belum tentu sebagai suatu rangkian mekanisme yang pernah terjadi atau dapat diprakirakan oleh sains saat ini. Tetapi mengkaji kemungkinan secara ilmiah, diharapkan memerkuat keyakinan kita akan kepastian hari kehancuran.
b. Hari Kiamat dalam Sains
Beberapa teori ilmu pengetahuan pun memperkuat adanya hari kiamat. Teori-teori tersebut diantaranya dikemukakan oleh Sir Jame Jeinz, seorang astronom dan oelh Prof. Achmad Baiquini Msc. Ph.D.
1. Sir Jame Jeinz
Mengatakan dalam buku Bintang-Bintang dalam Perjalanannya bahwa bulan itu akan mendekati bumi sedikit demi sedikit hingga kedekatannya itu mengancam keselamatan bumi. Pada saat itu hari pembalasan akan segera tampak dan bulan akan terbelah. Tanpa diragukan lagi bahwa terbelah dan jatuhnya bulan terjadi akibat rusaknya gaya tarik menarik antar bintang,matahari berbebturan dengan bumi atau apa saja yang tidak kita ketahui dan tidak bisa kita bayangkan. Tanda demikian itu merupakan salah satu tanda akan terjadinya hari kiamat.
2. Prof. Achmad Baiquini Msc. Ph.D.
Ketua Dewan Pakar Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI), dalam bukunya Alquran Ilmu Pengatahuan dan Teknologi, mengemukakan bahwa ada beberapa sekenario tentang terjadinya kiamat menurut sains.
 Skenario pertama menggambarkan habisnya bahan bakar temonuklir yaitu hidrogen dalam matahari. Kalau reaksi nuklir makin berkurang, matahari akan menjadi dingin dan bumi akan membeku. Tak ada tanaman yang akan tumbuh dan kehidupan di bumi akan berakhir. Waktu yang dibutuhkan matahari untuk menghabiskan bahan bakarnya berkisar sekitar lima milyar tahun
 Skenario kedua menggambarkan habisnya hidrogen dibumi. jika hidrigentersebut habis, maka semua makhluk hidup akan mati membeku seperti pada skenario pertama. Barangkali selama milyaran tahun juga.
 skenario ketiga menggambarkan mengembangnya matahari. Sebagaimana di diketahui, matahari merupakan salah satu bintang dalam galaksi kita yang letaknya paling dekat dengan bumi. Evolusi matahari akan mengikuti bintang-bntang lainnya yaitu bila ia telah “Padam” ia akan menyusut menjadi kecil sampai pada suatu saat ketika energi gravitasinya berubah menjadi panas dan mengubahnya menjadi bintang raksasa merah. Pada kondisi demikian sistem tata surya sebagian (termasuk bumi kita) akan tertelan oleh matahari. semua makhluk hidup akan mati terbakar.
Selain itu, Pembahasan mengenai kehancuran alam semesta dalam sudut pandang Islam dan sains menunjukkan adanya kesamaan. Ilmu Islam (Al-Qur’an) memberikan informasi kepada ilmu sains dan teknologi bahwa alam semesta akan mengerut dan mengalami kehancuran. Dalam surat Al-Anbiyaa’ ayat 104 “ Pada hari Kami melipat langit bagaikan melipat lembaran buku-buku.” Secara tersurat menjelaskan bagaimana proses terjadinya hari akhir atau kehancuran dari alam semesta. Demikian juga dalam sains yang menjelaskan proses kehancuran alam semesta yang serupa. Menurut Teori Big Crunch, alam semesta akan berhenti berekspansi dan menyusut menjadi sebuah titik. Dengan demikian, displin ilmu Islam memberikan informasi kepada disiplin ilmu sains. Big Crunch menyatakan alam semesta akan terus berkembang hingga titik maksimal, kemudian setelah mencapai titik maksimal maka alam semesta akan mengalami kompresi atau mengecil dan akhirnya kembali menjadi titik.
Untuk menentukan nasib mana yang menunggu alam semesta, kita perlu lebih mengerti secara menyeluruh faktor apa yang menyebabkan mengembang dan mengempis. Analogi sederhana mungkin dapat membantu. Andaikan anda melempar sebuah batu ke udara. Selama sebuah batu tersebut naik, gravitasi bumi akan melambatkan kenaikan batu dan pada akhirnya menghentikan gerak batu sehingga batu jatuh kembali ke bumi. Di sisi lain, jika anda dapat melemparkan batu lebih cepat daripada the earth’s escape velocity , batu akan naik selamanya. Sifat pergerakan batu tergantung pada kekuatan gravitasi dan impuls keatas yang diberikan kepada batu. Hal yang sama berlaku untuk pengembangan alam semesta.
Hilangnya gaya gravitasi akan menyebabkan semua benda langit, termasuk bumi bergerak bebas tanpa arah yang jelas, bahkan mungkin saling berbenturan. Lebih dari itu bintang-bintang yang juga adalah matahari mungkin meledak dan hancur akibat berbenturan dengan benda langit lain. Dan salah satu bintang yang meledak itu mungkin saja adalah matahari pada tata surya kita sehingga langit menjadi merah dan menyilaukan, seperti yang dinyatakan Alquran, "Maka ketika langit terbelah dan menjadi merah seperti mawar dan kilauan minyak" (Q.S Ar-Rahman: 37)"
Pada ayat al-anbiya ayat 104 yang berarti “Pada hari Kami melipat langitbagaikan melipat lembaran buku-buku. Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama Kami akan mengulanginya. Suatu janji atas diri Kami sesungguhnya Kami-lah yang akan melaksanakannya.” Ayat tersebut menyatakan bahwa langit akan digulung seperti lembaran-lembaran kertas dalam hal ini langit akan berubah bentuk dari luar menjadi sempit. Alam semesta pada teori Big Crunch diprediksi tidak akan berekspansi secara terus menerus. Menurut rapat massa alam semesta, suatu saat nanti gaya gravitasi antar galaksi yang mempengaruhi ekspansi akan melemah. Dan secara langsung akan memperlambat laju ekspansi. Sebagaimana dinyatakan pada teori Big Crunch, dimana bukan hanya gaya gravitasi yang mempengaruhi ekspansi alam semesta. Namun awal mula terjadinya ekpansi itu sendiri juga sangat berpengaruh atas kelangsungan ekspansi alam semesta ini. Sebuah proses ekspansi alam semesta pada awalnya tentu menghasilkan ukuran alam semesta yang berbeda dengan sekarang. Ukuran alam semesta pada awal ekspansi menentukan kecepatan ekspansi pada waktu itu.
The Hubble Constant mengukur kondisi saat ekspansi di alam semesta, dan kekuatan gaya gravitasi tergantung pada kerapatan dan tekanan dari masalah ini dan di alam semesta, atau dengan kata lain, kerapatan alam semesta. Jika kerapatan alam semesta lebih besar dari kerapatan kritis maka kekuatan gaya grafitasi akan menghentikan alam semesta dari memperluas dan alam semesta akan runtuh kembali pada diri sendiri. Sebaliknya jika kerapatan alam semesta kurang dari kerapatan kritis, alam semesta akan terus berkembang dan tarikan gravitasi tidak akan cukup untuk menghentikan alam semesta dari berkembang dan tarikan gravitasi tidak akan cukup untuk menghentikan alam semesta dari
berkembang. Skenario ini akan menghasilkan “Big Freeze”, di mana alam semesta mendingin karena mengembang dan mencapai keadaan entropi. Beberapa berteori bahwa alam semesta bisa runtuh ke keadaan di mana ia dimulai dan kemudian memulai Big Bang, sehingga dalam cara ini alam semesta akan berlangsung selamanya, tapi akan melewati fase ekspansi (Big Bang) dan kontraksi (Big Crunch).